Sejarah Mahapatih Majapahit Gajah Mada
Gajah Mada adalah seorang panglima perang dan tokoh yang
sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Menurut berbagai sumber
mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun
1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa
pemerintahan Sri Jayanagara, yang mengangkatnya sebagai Patih. Ia menjadi
Mahapatih (Menteri Besar) pada masa Ratu Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian
sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak
kejayaannya.
Tidak ada informasi dalam sumber sejarah yang tersedia saat
pada awal kehidupannya, kecuali bahwa ia dilahirkan sebagai seorang biasa yang
naik dalam awal kariernya menjadi Begelen atau setingkat kepala pasukan
Bhayangkara pada Raja Jayanagara (1309-1328) terdapat sumber yang mengatakan
bahwa Gajah Mada bernama lahir Mada[9] sedangkan nama Gajah Mada kemungkinan
merupakan nama sejak menjabat sebagai patih.
Ketika pengangkatannya sebagai patih Amangkubhumi pada tahun
1258 Saka (1336 M) Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi bahwa ia
akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan duniawi)
bila telah berhasil menaklukkan Nusantara. Sebagaimana tercatat dalam kitab
Pararaton dalam teks Jawa Pertengahan yang berbunyi sebagai berikut
“Sira
Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun
huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram,
Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana ingsun amukti palapa ”
bila diterjemahkan mempunyai arti :
“Beliau,
Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada
berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan)
melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru,
Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan)
melepaskan puasa."
Walaupun ada sejumlah pendapat yang meragukan sumpahnya,
Gajah Mada memang hampir berhasil menaklukkan Nusantara. Dimulai dengan
penaklukan ke daerah Swarnnabhumi (Sumatera) tahun 1339, pulau Bintan, Tumasik
(sekarang Singapura), Semenanjung Malaya, kemudian pada tahun 1343 bersama
dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali) dan kemudian penaklukan Lombok,
dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan, Sampit, Kotalingga
(Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan, Landak, Samadang,
Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung,
Tanjungkutei, dan Malano.
Pada zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) yang
menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke
wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram,
Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar,
Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor,
dan Dompo.
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_mada dan baca juga Cara Mendapatkan Dollar.